mY_ReFLeCtion

Monday, May 15, 2006

anti liberalisme

Islam Bukan Adonan Kue Boss ..... !

Jika kita perhatikah dan pelajari lebih jauh ajaran God’s Kingdom (Kerajaan Tuhan) yang disebarkan oleh Lia “Jibril” Aminuddin maka akan kita temui banyak hal yang baik secara substansi maupun secara kontekstual sangat mengganggu akidah umat Islam secara umum, bagaimana tidak, selain memploklamirkan diri sebagai malaikat jibril, ia pun mengangkat seorang pengikut sekaligus temannya yang bernama Abdurrahman sebagai reinkarnasi dari Rasulullah Nabi Muhammad SAW, hal ini tentu sangat mengusik keyakinan umat islam secara umum, karena dalam keyakinan umat islam yang sahih nabi Muhammad SAW tidak akan pernah berreinkarnasi, terlebih lagi karena tak ada satupun ayat suci Al-Quran maupun hadits-hadits nabi SAW yang menyatakan adanya proses reinkarnasi pada nabi SAW.
Kabarnya saat ini Lia Aminuddin dan para pengikutnya telah menganut agama baru yang disebut sebagai agama Perennial yang jika diteliti lebih lanjut secara substansi ajarannya mirip dengan filsafat Pereniial (Pharennial Philosophy) yang digagas oleh firtjoup Schoun yang intinya mengajarkan unity of religion (penyatuan agama-agama) bahwa semua agama adalah sama dan memiliki kesempatan yang sama ke dalam surganya Allah, baik mereka yang agamanya Islam, Kristen, Budha , Hindu, Paganisme, Majusi penyembah api, sampai aliran kepercayaan, semua akan memiliki kesempatan yang sama masuk Surganya Allah SWT, dan faham semacam inilah yang belakangan banyak disebarkan oleh kalangan Islam Liberal, termasuk yang ada di Indonesia yang memang selama ini selalu WTS (Watonsuloyo alias asal beda) dengan umat islam mayoritas seperti yang pernah terjadi pada kasus film BCG (buruan Cium Gue), kasus Ahmadiyah, dan yang terakhir menyangkut 11 fatwa MUI yang menurut pentolan Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil abshsar Abdalla sebagai fatwa yang (maaf) konyol dan tolol, maka tak aneh jika dalam kasus Lia Aminuddin ini orang semacam Dawam Rahardjo yang dikenal sebagai salah satu pendukung faham Islam liberal merasa kasihan terhadap kelompok Eden yang dievakuasi dan dengan sedikit mendramatisir fakta mengatakan bahwa teah terjadi tindak kekerasan terhadap para pengikut kaum Eeden, padahal siapapun tahu bahwa saat polisi melakukan evakusai terhadap Lia Aminuddin dan para pengikutnya tak terlihat sedikitpun adanya bentuk anarkisme, kecuali jika yang dimaksud oleh dawam dengan kekerasan adalah teriakan, caci-maki dan hujatan yang dilakukakn oleh warga, hal itu pun mereka lakukan karena terprovokasi oleh pernyataan kaum eden beberapa hari sebelumnya yang mengatakan bahwa warga sekitar akan mendapatkan “azab” jika tidak mau mengikuti ajaran Lia Aminuddin ini.
Yang menyedihkan Dawam Rahardjo yang dikenal sebagai sosok “cendikiawan muslim” membela kaum eden dengan mengatakan bahwa ajaran Lia Aminuddin adalah sebuah “kreasi” manusia terhadap agamanya akibat gagalnya agama-agama mainstream (Islam, Kristen, Hindu, Budha, dll) melakukan dialog dengan kelompok ini, dan kegagalan agama-agama yang ada dalam memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi.
Menyangkut pernyataan ini kita jadi bertanya benarkah islam sebagai (agama asal Lia Aminuddin) telah gagal melakukan dialog dengan kelompok tersebut atau jangan-jangan merekalah yang tidak mau melakukan dialog, diskusi, dan pendalaman secara benar terhadap ajaran Islam, bukankah masih banyak tokoh-tokoh atau para ulama di Indonesia yang memiliki kesolehan dan ilmu pengetahuan agama yang dalam, atau kalau mereka merasa tidak menemukan ulama yang “cocok” dengan mereka di Indonesia kenapa mereka tidak cari terlebih dahulu ulama-ulama kita yang ada di luar negeri yang dikenal sangat menguasai berbagai macam permasalahan agama yang luas seperti Syeikh Yusuf Qordhowi dari Doha Qatar, atau cari saja ke Universitas Al-Azhar di Kairo Mesir !.
Kedua saya jelas tidak setuju dengan pernyataan Dawam Rahardjo yang mengatakan bahwa apa yang Lia Aminuddin lakukan merupakan “kreasi” Lia Aminuddin dan para pengikitnya sehingga terbentuknya ajaran yang baru yang mereka sebut Kerajaan Tuhan atau Jama’ah Salamullah, kreasi semacam ini tentu tak bisa dibenarkan, kreasi atau dalam terminologi Islam dikenal sebagai ijtihad, harus memenuhi paling tidak tiga persyaratan ; pertama ijtihad harus dilakukan oleh orang-orang yang menguasai Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW dan memahami bahasa Arab, serta menguasai ilmu Ushul Fiqih selain itu faktior kredibilitas moral yang baik juga menjadi persyaratan untuk menjadi seorang mujtahid seperti jujur, amanah, dan tidak suka berbuat maksiat, kedua ijtihad yang dilakukan harus berkaitan dengan permasalahan yang bersifat (dzhonni/dugaan/hal yang belum pasti) yang mana permasalahan tersebut timbul karena adanya perkembangan sosiologis masyarakat yang selalu dinamis dari waktu ke waktu dan permasalahan tersebut tidak ditemukan pada masa nabi SAW dan para sahabatnya, seperti bagaimana hukumnya bayi tabung, teknologi cloning, zakat profesi dan usaha MLM (Multi Level Mareketing). Ijtihad tidak dilakukan pada hal-hal yang bersifat pasti (Qot’iy ) yang semua hukum dan aturannya sudah terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, seperti hukum sholat, puasa, dan termasuk di dalamnya adalah masalah-masalah teologis seperti Keesaan Allah SWT, eksisitensi para malaikat, dan konsep tentang kenabian, dalam hal ini tentu sudah tidak ada lagi pintu ijtihad bagi siapapun seperti dengan “berkreasi” tentang apakah Allah itu satu, dua, tiga atau empat, atau apakah masih ada nabi lain setelah Muhammad SAW, pertanyaan- pertanyaan semacam ini tentu ridak bisa dibenarkan karena semuanya sudah jelas dan ada jawabannya dalam Al-qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang absolut dan tidak dapat diutak-atik lagi.
Islam bukanlah adonan kue yang bisa dibentuk dan dibuat seperti apa saja sekehendak si pembuatnya, apakah ia akan dibuat donat atau kue lain. Tak terbayangkan rasanya jika semua orang atas nama HAM dan kebebasan berekspresi dibebaskan untuk berkreasi terhadap agamanya sesuka hatinya, jka hal ini terjadi, maka mungkin esok hari akan kita temukan orang yang lebih hebat dari Lia Aminuddin atau Mirza Ghulam Ahmad pendiri ajatan Ahmadiyah dengan mengaku sebagai Tuhan seperti yang dilakukan oleh Fir’aun dulu, atau akan ada orang yang mengaku sebagai malaikat Izroil utusan Allah yang akan mencabut nyawa orang Bogor (misalnya) jika mereka tidak mengikuti dan mebenarkan ajaran yang dibawanya, atau akan ada orang-orang yang mengaku mendapat bisikan tuhan untuk melakukan bunuh diri masal dengan meminum racun karena dia mendapatkan “ilham” bahwa besok harinya akan terjadi kiamat seperti yang pernah dilakukan oleh sebuah sekte keagamaan di Amerika, jika hal semacam ini dibiarkan maka disamping akan mengganggu akidah agama terntu, hal ini juga berpotensi menimbulkan konflik horizontal dalam masyarakat, karena itu akankah hal semacam ini dibiarkan bebas berkembang, tentu tidak, karena agama mengajarkan manusia untuk patuh dan ta’at kapedaNya, dengan cara menyelamatkan akidah saudara-saudaranya yang menyimpang dari sumber jhukum utama ajaran islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW sehingga dapat menciptakan perdamaian kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Wallahu a’alam
posted by zAeN@L tHea .... at 6:30 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home